Kamis, 11 Desember 2014

Pengertian,Tipe, Teori, dan Gaya dalam Kepemimpinan

1.      PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut pandang atau perspektif-perspektif dari para peneliti yang bersangkutan, misalnya dari perspektif individual dan aspek dari fenomena yang paling menarik perhatian mereka. Stogdill (1974: 259) menyimpulkan bahwa terdapat hampir sama banyaknya definisi tentang kepemimpinan dengan jumlah orang yang telah mencoba mendefinisikannya. Lebih lanjut, Stogdill (1974: 7-17) menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai konsep manajemen dapat dirumuskan dalam berbagai macam definisi, tergantung dari mana titik tolak pemikirannya. Misalnya, dengan mengutip pendapat beberapa ahli, Paul Hersey dan Kenneth H Blanchard (1977: 83-84) mengemukakan beberapa definisi kepemimpinan, antara lain:

* Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok (George P Terry)

* Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum (H.Koontz dan C. O'Donnell)

* Kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan diarahkan melalui proses komunikasi ke arah tercapainya sesuatu tujuan (R. Tannenbaum, Irving R, F. Massarik).

Untuk lebih mendalami pengertian kepemimpinan, di bawah ini akan dikemukakan beberapa definisi kepemimpinan lainnya seperti yang dikutip oleh Gary Yukl (1996: 2), antara lain:


* Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi (Katz dan Kahn)

* Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan (Rauch dan Behling)

* Kepemimpinan adalah proses memberi arti terhadap usaha kolektif yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran (Jacobs dan Jacques)

Menurut Wahjosumidjo (1984: 26) butir-butir pengertian dari berbagai definisi kepemimpinan, pada hakekatnya memberikan makna : 

* Kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti kepribadian, kemampuan, dan kesanggupan.

* Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri

* Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin, bawahan dan situasi.
Sumber : http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4334/w2_1_1_1.htm



2.      TIPE KEPEMIMPINAN
Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima type utama yaitu sebagai berikut :
1.                  Tipe pemimpin otokratis
2.                  Tipe pemimpin militeristik
3.                  Tipe pemimpin paternalistis
4.                  Tipe pemimpin karismatis
5.                  Tipe pomimpin demokratis

1.      Tipe Pemimpin Otokratis
Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.
Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :

·                     Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi
·                     Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
·                     Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata
·                     Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap dialah yang paling benar.Selalu bergantung pada kekuasaan formal
·                     Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan (Approach) yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe mimpinan otokratis tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi modern.
2.      Tipe Pemimpin Militeristik
Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :


·                     Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama.
·                     Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.Senang kepada formalitas yang berlebihan
·                     Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan
·                     Tidak mau menerima kritik dari bawahan dan menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan. Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin militeristis jelaslah bahwa ripe pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.

3.      Tipe Kepemimpinan Paternalistis
ipe kepemimpinan fathornalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau kepakan. Kepemimpin seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapaan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu sentimentil.
Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut:


·                     Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
·                     Bersikap terlalu melindungi bawahan dan jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan. Karena itu jarang dan pelimpahan wewenang.
·                     Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan inisyatif daya kreasi.
·                     Sering menganggap dirinya maha tahu.

Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifat-sifat negatifnya pemimpin faternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.
4.      Tipe Kepemimpinan Karismatik
ampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menamukan sebab-sebab mengapa seorang pemimin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab Karena kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil pendidikan dan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin karismatis.
5.      Tipe Kepemimpinan Demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut:


·                     Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
·                     Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi.
·                     Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya.
·                     Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan.
·                     Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
·                     Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
·                     Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.
3.      GAYA KEPEMIMPINAN
1.      GAYA KEPEMIMPINAN KARISMATIS
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan.
Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji.
2.      GAYA KEPEMIPINAN DIPLOMATIS
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya.
Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin.
3.      GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER
Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya.
4.      GAYA KEPEMIMPINAN MORALIS
Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang yang datang karena kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.
Jika saya menjadi pemimpin, Saya akan lebih memilih gaya kepemimpinan demokratis.
Karena melalui gaya kepemimpinan seperti ini semua permasalahan dapat di selesaikan dengan kerjasama antara atasan dan bawahan. Sehingga hubungan atasan dan bawahan bisa terjalin dengan baik.
Sumber : https://felixdeny.wordpress.com/2012/01/07/definisi-kepemimpinan-dan-macam-macam-gaya-kepemimpinan/

4.      TEORI KEPEMIMPINAN
Beberapa teori telah dikemukakan para ahli majemen mengenai timbulnya seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya.
Di antara berbagai teori mengenai lahirnya paling pemimpin ada tiga di antaranya yang paling menonjol yaitu sebagai berikut :

1.      Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not made". bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akn menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.

2.      Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born and not made", make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu :
"Leaders are made and not born".
Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.

3.      Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.

Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan.Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.

Tetapi selain tiga teori diatas terdapat juga teori-teori kepemimpinan diambil berdasarkan yang ada dilapangan (lingkungan).
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain:


a. Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.

b. Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.

1. Teori-teori dalam Kepemimpinan
a) Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.

b) Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan.

C) Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
ANALISA :
1.      Teori Kepemimpinan
Pada umumnya kepemimpinan itu adalah leadership atau atasan dalam suatu organisasi, yang bertujuan untuk membangun sebuah organisasi yang sangat baik dalam hubungan kinerja, hubungan antara pemimpin dan atasaan.
Dalam hal ini pemimpin bias menyuruh bawahannya dalam mengerjakan hal yang berhubungan dalam organisasi, pemimpin juga dapat mempengaruhi orang agar dapat lebih giat lagi dalam bekerja atau sosialisasi, pemimpin juga dapat mengubah sedikit demi sedikit dalam organisasi.
2.      Tipe – tipe kepemimpinan
Ada beberapa tipe kepemimpinan yang dimana mempunyai cara untuk mempimpi sebuah Negara atau organisasi yang dapat membangun suatu Negara atau organisasi menjadi lebih dipandang oleh banyak orang.
Tipe kepemimpinan karismatik tipe ini sangat menarik perhatian orang karena cara memimpin yang karismatik atau mempunyai jiwa yang wibawa menjadikan bias menarik perhatian orang banyak.
Tipe kepemimpinan otokratis Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe mimpinan otokratis tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi modern
Tipe kepemimpinan militeristik Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis
Tipe kepemimpinan demokratis Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.

3.      Teori Kepemimpinan
Didalam teori kepemimpinan beberapa contoh teori kepemimpnan yang dimana teori tersebut beguna untuk membuat pemimpin tau apa arti dari pemimpin dan mempelajarinya supaya tidak menjadi pemimpin yang tidak baik dimata bawah atau dimasyarakat yang di pimpinnya.
Dalam teori ini harus diperhatikan dalam teori kepemimpinan pribadi yang sebagaimana akan menilai kepemimpinan seperti apa kita dalam memimpin organisasi ataupun masyarakat.


Reverensi



Sumber : http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4334/w2_1_1_1.htm
Sumber : https://felixdeny.wordpress.com/2012/01/07/definisi-kepemimpinan-dan-macam-macam-gaya-kepemimpinan/
www.gunadarma.ac.id

Senin, 17 November 2014

Teori Komunikasi

1.  Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan
vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat
manusia, baik yang primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan
suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan
vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan
individu – individu lainnya sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk
tetap hidup (Rakhmat, 1998:1).
Setiap saat semua orang selalu berbicara tentang komunikasi. Kata
komunikasi sangat dikenal, tetapi banyak di antara kita yang kurang mengerti
makna dari komunikasi walaupun kita selalu memperbincangannya dan
melakukannya.
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasl dari
bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau
communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama
(communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang
merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi
menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara
sama (Mulyana, 2005 : 4).
Secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan
oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tal langsung melalui
media (Effendy, 2006 : 5).
Pengertian komunikasi memang sangat sederhana dan mudah dipahami,
tetapi dalam pelaksanaannya sangat sulit dipahami, terlebih lagi bila yang terlibat
komunikasi memiliki referensi yang berbeda, atau di dalam komunikasi berjalan
satu arah misalnya dalam media massa, tentunya untuk membentuk persamaan ini
akan mengalami banyak hambatan (Wahyudi, 1986: 29).
Pengertian komunikasi menurut Berelson dan Starainer dalam Fisher
adalah penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan, dan seterusnya melalui
penggunaan simbol kata, angka, grafik dan lain-lain (Fisher, 1990:10). Sedangkan
menurut Onong U. Effendy (1984 : 6), komunikasi adalah peristiwa penyampaian
ide manusia.
Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa komunikasi merupakan suatu
proses penyampaian pesan yang dapat berupa pesan informasi, ide, emosi,
keterampilan dan sebagainya melalui simbol atau lambang yang dapat
menimbulkan efek berupa tingkah laku yang dilakukan dengan media-media
tertentu.
Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of
Communication in Society dalam Effendy (2005: 10), mengatakan bahwa cara
yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai
berikut: Who Says What in Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima
unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:
- Komunikator ( communicator, source, sender )
- Pesan ( message )
- Media ( channel, media )
- Komunikan ( communicant, communicatee, receiver, recipient )
- Efek (effect, impact, influence)
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu.
2.     UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
1. Sumber
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen dan sejenisnya.
2. Komunikator
Dalam komunikasi, setiap orang atau kelompok dapat menyampaikan pesan-pesan komunikasi itu sebagai suatu proses dimana komunikator dapat menjadi komunikan, sebaliknya komunikan dapat menjadi komunikator.
1. Penampilan
Khusus dalam komunikasi tatap muka atau yang menggunakan media pandang dengan audio visual, seorang komunikator harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan komunikan.
2. Penguasaan Masalah
Seseorang yang tampil atau ditampilkan sebagai komunikator haruslah betul-betul menguasai masalahnya.
3. Penguasaan Bahasa
Komunikator harus menguasai bahasa dengan baik, bahasa ini dapat dimengerti oleh komunikan. Komunikator mutlak menguasai istilah-istilah umum yang digunakan oleh lingkungan tertentu atau khusus. Penguasaan bahasa akan sangat membantu menjelaskan pesan-pesan yang ingin kita sampaikan kepada audience itu.
Keefektifan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh kemampuan berkomunikasi tetapi juga oleh kemampuan diri si komunikator.
1. Etos Komunikator
Keefektifan komunikasi ditentukan oleh etos komunikator. Etos adalah nilai diri seorang yang merupakan panduan dari kognisi, afeksi dan konasi. Kognisi adalah proses memahami yang bersangkutan dengan pikiran. Afeksi adalah perasaan yang ditimbulkan oleh perangsang dari luar. Konasi adalah aspek psikologis yang berkaitan dengan upaya dan perjuangan.
Etos tidak hanya timbul pada seseorang dengan begitu saja, tetapi ada faktor-faktor tertentu yang mendukungnya. Faktor-faktor itu adalah :
1. Kesiapan
2. Kesungguhan
3. Kepercayaan
4. Ketulusan
5. Ketenangan
6. Kesederhanaan
7. Keramahan
2. Sikap Komunikator
Sikap ( attitude ) adalah suatu kesiapan kegiatan, suatu kecenderungan pada diri seorang untuk melakukan kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial. Dalam hubungan dalam kegiatan komunikasi yang melibatkan manusia-manusia sebagai sasarannya pada diri komunikator terdapat lima jenis sikap yaitu :
1. Reseptif : Sikap kesediaan untuk menerima gagasan dari orang lain.
2. Selektif
Faktor selektif sangat penting bagi komunikator dalam peranannya sebagai komunikan sebagai persiapan untuk menjadi komunikator yang baik. Jadi untuk menjadi komunikator yang baik ia harus menjadi komunikan yang terampil.
3. Dijestif ( Digestive )
Digestive adalah kemampuan komunikator dalam merencanakan gagasan atau informasi dari orang lain sebagai bahan bagi pesan yang akan dia sampaikan.
4. Asimilatif
Asimilatif berarti kemampuan komunikator dalam mengorelasikan gagasan atau informasi yang ia terima dari orang lain secara sistematis dengan apa yang ada dalam benaknya yang merupakan hasil pendidikan dan pengalamannya.
5. Transmisif
Transmisif merupakan kemampuan komunikator dalam mentransmisikan konsep yang telah ia formulasikan secara kognitif, afektif dan konatif kepada orang lain.

2. Pesan
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan ini mempunyai inti dari pesan yang sebenarnya menjadi pengarah didalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku konsumen.
1. Penyampaian Pesan
Melalui Lisan, face to face, melalui media dsb.
2. Bentuk Pesan
• Informatif
• Persuasif
• Koersif : Pesan yang disampaikan harus tepat, pesan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
• Umum : Bersihkan hal-hal umum dipahami oleh audience atau komunikasi, bukan soal-soal yang Cuma berarti atau dipahami oleh seseorang atau kelompok tertentu.
• Jelas dan Gamblang : Pesan haruslah jelas dan gamblang, tidak samar-samar.
• Bahasa yang jelas : Hindarilah menggunakan istilah-istilah yang tidak dipahami oleh audience.
• Positif : Usahakan pesan agar diutarakan dalam bentuk positif, agar mendapatkan simpati dan menarik.
• Seimbang :
Pesan yang disampaikan usahakan tidak ekstrim dan selalu menentang walaupun baik ataupun buruk sekalipun agar tidak ditolak atau diterima oleh komunikan.
• Penyesuaian dengan keinginan komunikasi
Orang yang menjadi komunikan dari komunikasi yang kita sampaikan selalu mempunyai kepentingan tertentu. Komunikator dapat menyesuaikan dengan keadaan waktu dan tempat.
4. Channel atau Saluran
Chanel adalah saluran penyampaian pesan, dapat disebut juga dengan media. Media dapat dikategorikan dalam dua bagian yaitu media umum dan media massa. Media umum digunakan oleh segala bentuk komunikasi. Media Massa digunakan untuk komunikasi massa.




5. Komunikasi
Komunikasi dapat digolonhkan menjadi 3 jenis yaitu personal, kelompok dan massa.
Dari sasarannya dapat di arahkan kedalam komunikasi personal, kelompok dan komunikasi massa.
a. Komunikasi Personal : Komunikasi yang ditujukan kepada satu orang saja(tunggal).
b. Komunikasi Kelompok : Komunikasi yang ditujukan kepada kelompok tertentu.
c. Komunikasi Massa : Komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi yang menggunakan media massa.
Pada dasarnya komunikasi dicirikan oleh sejumlah atribut tertentu. Atribut-atribut dan efektivitas tersebut antara lain:
1. Terjadinya komunikasi tidak dapat dihindari.
Tidak ada seorangpun yang dapat menghindari diri dari interaksi dalam bermasyarakat. Orang selalu mencari interaksi sosial. Apabila interaksi terjadi komunikasi tidak dapat dihindari akan menimbulkan kontak sosial. Semua perilaku memiliki potensi sebagai pesan yang dapat melekatkan arti bagi persepsi orang lain.
2. Komunikasi merupakan konsep transaksional
Konsep komunikasi sebagai proses dari interaksi tak terputus dari sejumlah variabel yang tidak terhitung banyaknya dengan perubahan terus-menerus dalam nilai-nilai yang diambil dari variabel-variabel itu.
3. Komunikasi telah terjadi apabila penerima pesan atau informasi telah terpengaruh
Komunikasi telah terjadi apabila penerima pesan atau informasi telah terpengaruh olehnya, si penerima telah mengaitkan arti tertentu pada perilaku. Penerima tidak hanya bereaksi terhadap perilaku dalam wilayah
Persepsinya, ia juga menggunakan pribadinya secara menyeluruh dalam proses interprestasi.
4. Komunikasi tidak dapat berdiri sendiri diluar konteks
Komunikasi tidak dapat berdiri sendiri di luar konteks. Apabila dikaitkan dengan persuasi, kita dapat menyatakan bahwa faktor-faktor konteks dan bukan pesan seringkali menjadi determinan bagi adanya tanggapan.Konteks tidak hanya mungkin mengubah proses komunikasi tapi juga bercerita mengenai banyak hal tentang perilaku yang diamati.

6. Efek
Efek merupakan hasil akhir dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidaknya dengan yang kita inginkan. Apabila sikap dan tingkah laku sesuai maka komunikasi itu berhasil. Efek ini dapat dilihat dari personal opinion, publik opinion dan majority opinion.
1. Personal Opinion
Pendapat pribadi, hal ini merupakan akibat atau hasil yang diperoleh dari komunikasi. Ini merupakan pendapat seseorang terhadap suatu masalah tertentu.
2. Public Opinion
Pendapat umum, merupakan penilaian sosial mengenai sesuatu yang penting dan berarti atas dasar pertukaran pikiran yang dilakukan secara individu secara sadar.
3. Majority Opinion : Merupakan pendapat sebagian besar dari masyarakat umum.
4. Faktor yang Diperhatikan dalam Proses Komunikasi
Komunikasi yang efektif harus dilaksanakan dengan empat tahap yaitu pengumpulan fakta, perencanaan, komunikasi dan evaluasi.
• Pengumpulan Fakta
Mengumpulkan data dan fakta sebelum seseorang melakukan kegiatan komunikasi.
• Perencanaan
Berdasarkan fakta dan data itu dibuatkan rencana tentang apa yang akan dibicarakan dan bagaimana mengemukakannya.
• Komunikasi
Setelah perencanaan disusun maka tahap selanjutnya adalah berkomunikasi.
• Evaluasi
Penilaian dan analisa diperlukan untuk melihat bagaimana hasil dari komunikasi tersebut.
3.     Cara Menyalurkan Ide dalam Komunikasi
Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan gerak gerik badan seperti tersenyum,menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu. Dalam menyalurkan ide atau solusi harus ada si pengirim (sender) dan si penerima (receiver). Ide-ide yang diambil pun tidak sembarangan, tetapi ada penyaringan dan seleksi untuk diambil ide manakah yang terbaik untuk di ambil dan dilaksanakan untuk oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan bersama,serta visi dan misi suatu organisasi.
 Adapun tahapan-tahapan cara menyalurkan ide melalui komunikasi :
-         Ide (gagasan) oleh sender.
-         Perumusan yaitu dalam perumusan ini ide si sender disampaikan oleh kata-kata.
-         Penyaluran (transmitting) yaitu penyaluran ini bisa lisan,tertulis,simbol maupun isyarat,dll.
-         Tindakan yaitu tindakan ini sebagai contoh perintah-perintah dalam organisasi  dilaksanakan.
-         Pengertian yaitu kata-kata si sender dalam perumusan tadi dijadikan ide oleh si penerima.
-         Penerimaan yaitu ide atau informasi ini diterima oleh penangkap berita (receiver).
 Dalam membina kerjasama dalam kelompok inilah yang nantinya digunakan dalam rangka membina koordinasi organisasi kesatuan gerak dan arah yang sesuai dengan arah dan tujuan organisasi. Agar tercapai koordinasi dalam kerjasama, pada organisasi itu sangat penting dilaksanakannya komunikasi yang tepat dan se-efektif  mungkin sehingga koordinasi dan kerja sama benar-benar dilaksanakan dengan tepat juga.
4.     Hambatan – hambatan komunikasi 

1.      Hambatan Teknis
Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi semakin berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi, komunikasi dan informasi. Sehingga  saluran komunikasi dapat diandalkan dan efisien sebagai media komunikasi. Menurut Chruden dan Sherman, dalam bukunya  Personnel Management , 1976, jenis hambatan teknis dalam komunikasi :
a. Tidak adanya rencana dan prosedur kerja yang jelas
b. Kurangnya informasi atau penjelasan.
c. Kurangnya keterampilan membaca.
d. Pemilihan media (saluran) yang kurang tepat.
2.      Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau ide secara efektif. Definisi semantik sebagai studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian (komunikan dan komunikator), tapi seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adanya hubungan antara simbol dan dengan apa yang di simbolkannya dapat mengakibatkan data yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk menghindari misi komunikasi yang seperti ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihai kemungkinan penafsirannya  terhadap kata-kata yang dipakai.
3.      Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor emosi dan prasangka pribadi, presepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan panca indera manusia,dll.

Menurut Chruden dan Sherman:
a. Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia yaitu perbedaan umur, perbedaan presepsi,perbedaan keadaan emosi, perbedaan status, keterampilan mendengarkan, penyaringan dan pencairan informasi.
b. Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi yaitu Suasana iklim kerja dapat mempengaruhi sikap dan perilaku staff dan efektifitas komunikasi organisasi.

5.     Klarifikasi komunikasi dalam organisasi
Dalam komunikasi organisasi terdapat beberapa macam klasifikasi komunikasi dan diantaranya adalan sebagai berikut:
·         Dari segi sifatnya :
a.     Komunikasi lisan            : komunikasi yang langsung berbicara.
b.     Komunikasi tertulis         : komunikasi yang melalui tulisan.
c.     Komunikasi verbal          : komunikasi yang dibicarakan / diungkapkan.
d.     Komunikasi nonverbal     : komunikasi yang tersirat.
·         Dari segi arahnya :
a.     Komunikasi ke atas          : komunikasi dari bawahan ke atasan.
b.     Komunikasi ke bawah      : komunikasi dari atasan ke bawahan.
c.     Komunikasi horizontal     : komunikasi ke sesama manusia yang derajatnya / tingkatnya sama.
d.     Komunikasi satu arah       : Komunikasi tanpa ada timbal balik.
e.     Komunikasi dua arah       : komunikasi dengan adanya timbal bakik / saling berkomunikasi.
·         Dari segi lawannya :
a.     Komunikasi satu lawan satu :
berbicara dengan lawan bicara yang sama.
b.     Komunikasi satu lawan banyak(kelompok) :
berbicara antara satu orang dengan satu kelompok.
c.     Komunikasi  lawan kelompok :
berbicara antara satu kelompok dengan kelompok yang lain.

·         Dari segi keresmiannya :
a.     Komunikasi formal          : komunikasi yang langsung resmi.
b.     Komunikasi informal       : komunikasi yang tidak resmi.
6.     FUNGSI DAN UNSUR-UNSUR DALAM KOMUNIKASI MASSA

I. Pengertian dan unsur-unsur komunikasi massa
Komunikasi massa merupakan komunikasi yang mencakup pada tingkat masyarakat luas, dilakukan dengan menggunakan media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dalam komunikasi massa terdapat unsur-unsur penting yang saling berkaitan satu sama lain. Unsur-unsur tersebut adalah:

1. Komunikator
Komunikator adalah pihak yang menggunakan media massa dengan teknologi telematika modern sehingga dalam menyebarkan suatu informasi dapat ditangkap dengan cepat oleh publik. Komunikator dalam komunikasi massa berusaha untuk menyebarkan informasi, pemahaman, wawasan dan solusi-solusi dengan masayarakat luas yang tersebar dimana-mana dan tanpa diketahui dengan jelas keberadaan mereka. Dengan kata lain komunikator mencoba untuk berkomunikasi yang ditujukan pada masyarakat yang relatif lebih luas, sifatnya heterogen dan anonim, pesan-pesanya disampaikan secara umum, menajangkau khalayak luas secara serempak dan bersifat serentak.

2. Media massa
Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungakan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dibedakan menjadi dua macam, yaitu media cetak (misalnya surat kabar dan majalah) dan media elektronik (misalnya radio dan televisi).

3. Informasi massa
Informasi massa merupakan pesan atau informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara masal. Komunikasi massa adalah komunikasi umum dan bukan bersifat pribadi, pesan yang disampaikan bukan ditujukan kepada satu orang saja karena isinya bersifat terbuka bagi seluruh masyarakat. Pesan dalam komunikasi massa berjalan secara cepat dan selintas. Dikatakan cepat karena pesan yang disampaikan kepada khalayak penerima relatif singkat atau bahkan dengan segera. Sedangkan dikatakan selintas karena pesan yang dikomunikasikan biasanya dibuat agar dapat dikonsumsi dengan segera dan bukan untuk diingat-ingat.

4. Gatekeeper
Gatekeeper adalah penyeleksi informasi. Oleh karena komunikasi massa di jalankan dalam suatu organisasi media massa, maka orang-orang yang berada dalam oraganisasi tersebut yang akan meyeleksi setiap informasi yang akan disiarkan maupun yang tidak disiarkan. Mereka juga memiliki kewenangan untuk memperluas dan membatasi informasi yang akan disiarkan.

5. Khalayak
Khalayak adalah massa penerima informasi yang disebarkan oleh media massa. Mereka terdiri dari publik pendengar atau pemirsa sebuah media massa. Komunikasi massa ditujukan pada khalayak luas yang heterogen dan anonim. Bersifat heterogen karena pesan atau informasi yang disampaikan terbuka untuk umum dan tidak diarahkan kepada kelas-kelas tertentu saja yang ada dalam masyarakat. Sedangkan bersifat anonim karena anggota-anggota khalayak secara individual tidak dikenal atau diketahui oleh komunikatornya.

6. Umpan balik
Umpan balik dalam komunikasi massa umumnya bersifat tertunda, hal tersebut berbeda dengan umpan balik pada komunikasi tatap muka yang bersifat langsung.

II. Fungsi komunikasi massa dalam masyarakat:
Secara umum komunikasi massa berfungsi untuk menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi dan menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang.
Oleh karenanya ada beberapa fungsi komunikasi massa dalam masyarakat:

a. Fungsi pengawasan
Fungsi pengawasan berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan dengan aktifitas preventif unutk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, pemberitaan tentang bahaya HIV-AIDS bagi kehidupan masyarakat yang dilakukan melalui media massa dan ditujukan pada masyarakat luas, maka fungsi preventifnya agar masyarakat tidak terjerumus dan tidak melakukan tindakan yang dapat menimbulkan HIV-AIDS.
Sedangkan fungsi persuasif sebagai upaya untuk memberikan reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukanya. Media massa dapat memberikan reward kepada aktifitas masyarakat yang bermanfaat bagi anggota masyarakat lainya, namun jika aktifitas yang dilakukan tidak bermanfaat dan bahkan merugikan fungsi-fungsi sosial lainya dalam masyarakat maka akan diberikan punishment.

b. Fungsi pembelajaran sosial (social learning)
Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat di mana komunikasi itu berlangsung.

c. Fungsi penyampaian informasi
Komunikasi massa yang menggunakan media massa, memiliki fungsi sebagai proses penyampaian informasi kepada masyarakan luas. Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga fungsi informatif tercapai dalam waktu cepat dan singkat.

d. Fungsi transformasi budaya
Fungsi transformasi budaya menjadi sangat penting dan terkait dengan fungsi-fungsi sosial lainya terutama fungsi social learning. meskipun demikian fungsi transformasi budaya lebih pada tugas sebagai bagian dari budaya global.
Media massa menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio, televisi dan bahkan melalui media cetak. Dengan adanya perkembangan teknologi maka dapat menimbulkan suatu perubahan-perubahan budaya.


e. Hiburan
Media massa mendesain program-programnya dengan salah satu tujuan untuk menghibur masyarakat. Memberi hiburan untuk mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mungkin, sehingga mereka dapat menjual hal ini kepada para pengiklan dan mereka akan memperoleh keuntungan. Sedangkan di sisi masyarakat hiburan sangat diperlukan untuk mengisi waktu luang dan menjadi sarana untuk rekreasi.

f. Meyakinkan (to persuade)
Persuasi dapat datang dalam bentuk:
· Mengukuhkan atau memperkuat sikap
· Mengubah
· Menggerakkan
· Menciptakan rasa kebersatuan

7.     KOMUNIKASI MASSA SEBAGAI LEMBAGA SOSIAL

Lembaga Sosial: Himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat.
Dengan kata lain dapat pula dikatakan: fungsi yang memenuhi ataupun melayani kebutuhan sosial tertentu yang digunakan untuk menciptakan ketertiban
Dalam kaitan pengertian lembaga sosial tersebut, maka dapat dikatakan Komunikasi massa sebagai suatu lembaga sosial oleh karena untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, utamanya dalam bidang komunikasi.
Lebih lanjut, Komunikasi massa identik dengan media massa yang dalam hal ini disebut PERS.

Signifikansi pers dalam kehidupan masyarakat (McQuail):
Dapat menyediakan lowongan kerja, memproduksi barang dan jasa, dan menghidupi industri yang berkaitan
Sebagai institusi untuk dirinya sendiri, pers mengembangkan aturan atau norma-norma yang menghubungkan dengan institusi lain, pada gilirannya institusi media diatur oleh masyarakat
Sebagai sumber kekuatan, alat kontrol, dan penyedia informasi
Menyediakan tempat/lokasi bagi peristiwa kehidupan publik yang dipentaskan, baik nasional maupun internasional
Menjadi lokasi pengembangan budaya
Seringkali dijadikan dominan definisi dan image realitas sosial bagi individu secara kolektif bagi kelompok dan masyarakat
Oleh karenanya, dapat dikatakan bahwa komunikasi massa telah melembaga (institutionalized) di tengah masyarakat. Artinya komunikasi massa telah membentuk struktur, dan seperangkat fungsi yang stabil dan harapan publik yang terkait dengan itu.
Menurut McQuail, sebagai suatu lembaga sosial, media memiliki beberapa karakteristik:
Berkepentingan dengan produksi dan distribusi pengetahuan dalam bentuk informasi, ide-ide, dan budaya
Menyediakan saluran untuk menghubungkan orang-orang tertentu ke orang lain, artinya setiap orang dengan masyarakatnya
Hampir secara inklusif media beroperasi di ruang publik sehingga merupakan suatu institusi terbuka
Partisipasi khalayak bersifat sukarela
Lembaga media berkaitan dengan industri dan pasar melalui ketergantungan-nya pada tenaga kerja, teknologi dan kebutuhan finansial
Namun demikian yang perlu dicermati menurut Charles R Wright, berkaitan dengan komunikasi massa ialah jangan sampai pengertian tersebut menimbulkan bayangan mengenai televisi, radio, surat kabar, buku, dsbnya. Artinya peralatan teknis ini jangan dicampuradukkan dengan “PROSES”.
Sebagai lembaga penyiaran, ia dapat menjadi suatu bentuk komunikasi massa bilamana ia menyiarkan kepada masyarakat luas mengenai konvensi politik, misalnya. Namun tidak dapat dikatakan dalam bentuk komunikasi massa bilamana hanya ditonton oleh personil TV nya saja.
Jadi dalam hal ini komunikasi massa merupakan jenis khusus dari komunikasi sosial, yang utamanya dilihat dari

Sifat Khalayak: Luas, Heterogen, dan Anonim

Sifat Bentuk Komunikasi: Bukan bersifat pribadi, tetapi UMUM. Artinya setiap orang mendapat pesan yang sama isinya dan cepat. Selain itu juga SELINTAS

Sifat Komunikatornya: cenderung sebagai suatu organisasi yang kompleks
Dalam pandangan sosiologik, komunikasi massa adalah suatu kajian secara ilmiah terhadap hubungan timbal balik antara media massa dan masyarakat, artinya Sosiologi komunikasi massa mempelajari bagaimana media massa mengembangkan norma2 sosial dan menimbulkan perubahan sosial. Benarkah media massa dapat meningkatkan angka kejahatan maupun kekerasan yang ada dalam masyarakat? Atau sebaliknya, dapatkah media massa menghantarkan masyarakat dalam mencapai masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur?

Fungsi lain yang telah melekat pada lembaga komunikasi massa akibat perkembangan teknologi dan budaya masyarakatnya, apabila dibandingkan pada fungsi yang semula adalah:
1. Fungsi Bisnis
2. Fungsi Politis
3. Fungsi Sosial
4. Fungsi Organisator
5. Fungsi Ekonomis

Dalam suatu lembaga sosial selalu ada apa yang disebut dengan pengendalian sosial (social control). Hal ini berfungsi tidak hanya untuk mengamati tetapi juga mengendalikan agar warganya berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku (atas dasar kesepakatan sebelumnya).

Secara umum adanya pengendalian sosial dalam lembaga sosial berguna sebagai:

1. Mempertebal keyakinan terhadap norma-norma
Memberi penghargaan terhadap yang patuh
Mengembangkan rasa malu bagi pelanggara
Menimbulkan rasa takut
Menciptakan sistem hukum

Dalam kaitannya dengan media massa sebagai bentuk komunikasi massa, biasanya melalui pemberitaan atau bahkan iklan, pers mempunyai daya untuk melaksanakan pengendalian sosial seperti di atas.

Perwujudan kontrol sosial oleh pers dilakukan melalui tiga tindakan (yang biasanya dilakukan oleh pekerja pers), yaitu:
Pemilihan simbol (fungsi bahasa)
Pemilihan fakta yang disajikan (strategy framing)
Kesediaan memberikan tempat (agenda setting)


REFERENSI (SUMBER)